Peran Kepala Sekolah Pada Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)
Peran Kepala Sekolah Pada Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)
Praktik pedagogis yang dimaksud adalah menggabungkan antara model, desain, strategi, atau asesmen yang sudah ada (lihat gambar bagian kiri) dengan pendekatan inovatif yang menggabungkan strategi yang efektif (lihat gambar bagian kanan). Contoh, guru yang menerapkan problem-based learning (PBL) tidak serta merta dianggap sudah menerapkan pembelajaran mendalam, karena belum mengintegrasikan praktik pembelajaran inovatif seperti pemanfaatan e-portfolio, digital storytelling, maupun self-assessment.
Dan tugas kepala sekolah sebagai pemimpin Pembelajaran Mendalam harus memastikan bahwa guru mengetahui cara menyusun pengalaman belajar dan tantangan, menyesuaikannya dengan kebutuhan dan minat peserta didik yang beragam. Guru memerlukan beragam strategi untuk memenuhi berbagai kebutuhan peserta didik dan pemahaman yang mendalam tentang model yang efektif. Selain itu, guru juga harus mengembangkan keahlian dalam pemilihan metode inovatif dan penggunaan alat digital untuk pembelajaran dan penilaian.
A. Fusi Strategi Pembelajaran dan Praktik Inovasi Terbaru
Elemen pertama dari kerangka kerja Pembelajaran Mendalam adalah praktik pedagogis. Praktik pedagogis fokus pada pertanyaan penting: “Strategi apa yang paling baik untuk mendukung peserta didik mencapai tujuan dan kriteria keberhasilan Pembelajaran Mendalam?” Jika guru ingin mendorong terwujudnya pembelajaran kolaboratif plus mendalam dan melampaui batas-batas kelas, maka mereka harus melakukan penyesuaian dalam praktik pembelajaran mereka sendiri.
Pasti banyak guru yang mengungkapkan kekhawatiran dengan mengungkapkan pertanyaan, “Apakah ini berarti bahwa metode saya sebelumnya salah?”. Sebagai kepala sekolah, Bapak/Ibu dapat menjawab “tidak sama sekali”. Proses ini bukan tentang mengabaikan praktik yang ada, melainkan meningkatkan metode pengajaran efektif yang selama ini sudah dilakukan dengan perspektif yang lebih dalam yang penting untuk Pembelajaran Mendalam.
Guru yang mengadopsi pendekatan Pembelajaran Mendalam mengutamakan penciptaan pengalaman belajar yang kaya dan unit pembelajaran yang komprehensif. Mereka menyediakan waktu bagi peserta didik untuk mengembangkan kompetensi penting dan sering kali menerapkan strategi pengajaran seperti pembelajaran berbasis inkuiri, pemecahan masalah, pembelajaran berbasis proyek, dan pendekatan multidisipliner. Strategi-strategi ini biasanya mengharuskan guru bertindak sebagai aktivator sambil memberdayakan peserta didik untuk memiliki pilihan dan bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.
Guru bisa jadi akan merasa bingung saat mulai merencanakan Pembelajaran Mendalam. Langkah paling tepat adalah memulai dengan pengetahuan yang mereka miliki dan mengidentifikasi praktik baru yang ingin mereka eksplorasi.
B. Prinsip Pembelajaran Mendalam
Sebagai pemimpin pembelajaran, kepala sekolah harus memastikan pembelajaran memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran mendalam. Tiga prinsip utama yang mendukung pembelajaran mendalam, yaitu berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.
1. Prinsip Berkesadaran merupakan pengalaman belajar peserta didik yang diperoleh ketika mereka memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajar yang aktif dan mampu meregulasi diri. Peserta didik memahami tujuan pembelajaran, termotivasi secara intrinsik untuk belajar, serta aktif mengembangkan strategi belajar untuk mencapai tujuan. Ketika peserta didik memiliki kesadaran belajar, mereka akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan sebagai pembelajar sepanjang hayat. Adapun indikator dari berkesadaran adalah:
- Kenyamanan peserta didik dalam belajar
- Fokus, konsentrasi, dan perhatian
- Kesadaran terhadap proses belajar
- Keterbukaan terhadap perspektif baru
- Keingintahuan terhadap pengetahuan dan pengalaman baru
2. Prinsip Bermakna terjadi ketika peserta didik dapat menerapkan pengetahuannya secara kontekstual. Proses belajar peserta didik tidak hanya sebatas memahami informasi/penguasaan konten, namun berorientasi pada kemampuan mengaplikasi pengetahuan. Pembelajaran yang terkoneksi dengan lingkungan peserta didik membuat mereka memahami siapa dirinya, bagaimana menempatkan diri, dan bagaimana mereka dapat berkontribusi kembali. Pembelajaran bermakna melibatkan peserta didik dengan isu nyata dalam konteks personal/ lokal/ nasional/ global. Pembelajaran harus melibatkan orang tua, masyarakat, atau komunitas sebagai sumber pengetahuan praktis, serta menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kepedulian sosial. Adapun indikator dari bermakna adalah:
- Kontekstual dan/atau relevan dengan kehidupan nyata
- Keterkaitan dengan pengalaman sebelumnya
- Kebermanfaatkan pengalaman belajar untuk diterapkan dalam konteks baru
- Keterkaitan dengan bidang ilmu lain
- Pembelajaran sepanjang hayat
3. Prinsip Menggembirakan merupakan suasana belajar yang positif, menantang, menyenangkan, dan memotivasi. Rasa senang dalam belajar membantu peserta didik terhubung secara emosional, sehingga lebih mudah memahami, mengingat, dan menerapkan pengetahuan. Ketika peserta didik menikmati proses belajar, motivasi intrinsik mereka akan tumbuh, mendorong rasa ingin tahu, kreativitas, dan keterlibatan aktif. Adapun indikator dari menggembirakan adalah:
- Bergembira dalam belajar
- Perasaan nyaman karena terpenuhi kebutuhannya seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan kasih sayang dan rasa memiliki, kebutuhan penghargaan, serta kebutuhan aktualisasi diri.
C. Pengalaman Belajar Pembelajaran Mendalam
Pembelajaran Mendalam memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik dengan memahami, mengaplikasi, dan merefleksi. Pengalaman belajar yang diciptakan proses yang dialami individu dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, atau nilai. Pengalaman ini terjadi di berbagai lingkungan, seperti di sekolah, tempat kerja, rumah, atau dalam kehidupan sehari-hari, dan melibatkan interaksi dengan materi pelajaran, guru, teman sejawat, atau lingkungan. Kepala sekolah harus memastikan semua pembelajaran memberikan pengalaman belajar memahami, mengaplikasi, dan merefleksi.
1. Memahami adalah fase awal pembelajaran yang bertujuan membangun kesadaran peserta didik terhadap tujuan pembelajaran, mendorong peserta didik untuk aktif mengkonstruksi pengetahuan agar peserta didik dapat memahami secara mendalam konsep atau materi dari berbagai sumber dan konteks. Jenis pengetahuan pada fase ini terdiri dari pengetahuan esensial, pengetahuan aplikatif, dan pengetahuan nilai dan karakter.
2. Mengaplikasi merupakan pengalaman belajar yang menunjukkan aktivitas peserta didik mengaplikasikan pengetahuan secara kontekstual. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik pada tahapan memahami diaplikasikan sebagai proses perluasan pengetahuan. Tahapan ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan baik secara individu maupun kolaboratif. Pendalaman pengetahuan ini dilakukan dalam bentuk pengalaman belajar pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan lain-lain. Pengaplikasian pengetahuan ini mengimplementasikan kebiasaan pikiran dalam mengaplikasi pengetahuan yang melibatkan penerapan pola pikir yang mendukung proses belajar, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan secara efektif.
3. Merefleksi merupakan proses saat peserta didik mengevaluasi dan memaknai proses serta hasil dari tindakan atau praktik nyata yang telah mereka lakukan. Refleksi ini bertujuan untuk memahami sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai, serta mengeksplorasi kekuatan, tantangan, dan area yang perlu diperbaiki. Tahap refleksi melibatkan regulasi diri sebagai kemampuan individu untuk mengelola proses belajarnya secara mandiri, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap cara belajar mereka.
D. Implementasi Pembelajaran Mendalam dalam Proses Pembelajaran
Berikut adalah tiga tahapan yang harus dipastikan kepala sekolah dilakukan oleh guru dalam implementasi Pembelajaran Mendalam:
1. Tahapan perencanaan melalui refleksi guru terhadap diri sendiri, karakteristik murid, materi pelajaran, sumber daya dan mitra pembelajaran
2. Tahapan pelaksanaan pembelajaran dengan prinsip berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui pengalaman belajar memahami, mengaplikasi, dan merefleksi
3. Tahapan asesmen tidak hanya berfokus pada penguasaan teori, tetapi juga pada pemahaman konseptual yang mendalam, keterampilan berpikir kritis, serta penerapan dalam kehidupan nyata
Download juga:
Kesimpulan
Kepemimpinan dalam praktik pedagogis bukan hanya soal manajemen administratif, melainkan tentang bagaimana pemimpin pendidikan menjadi agen perubahan untuk pembelajaran yang lebih baik. Ini adalah kepemimpinan yang hadir di tengah kelas, bukan hanya di balik meja kantor.
Selengkapnya dokumen dapat didownload DISINI
Demikian ulasan singkat materi Peran Kepala Sekolah Pada Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) semoga bermanfaat, mohon maaf apabila ulasan ini masih perlu disempurnakan lagi.
Post a Comment for "Peran Kepala Sekolah Pada Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)"
Post a Comment
Berkomentarlah dengan sopan, sesuai dengan materi, serta gunakan bahasa yang sopan