Pola Pikir Anak Bertumbuh (Growth Mindset)
Pola Pikir Anak Bertumbuh (Growth Mindset)
Pola Pikir Bertumbuh (Growth Mindset) adalah keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan seseorang dapat dikembangkan melalui usaha, pembelajaran, ketekunan, dan pengalaman. Konsep ini diperkenalkan oleh Carol S. Dweck, seorang psikolog dari Stanford University.
Banyak orang yang bertanya : Mana yang lebih penting Pola Pikir (Mindset) dibandingkan dengan Ketrampilan (Skillset). Untuk menjelaskan hal ini, kita perlu mempelajari konsep MST(set) atau Mindset, Skillset dan Toolset seperti yang dijelaskan dalam buku The Next Rules of Work : The Mindset, Skillset and Toolset to Lead Your Organization Through Uncertainty, Bolles (2021)
Pola Pikir (Mindset) didefinisikan sebagai cara melihat dan cara berpikir seseorang terhadap sebuah peristiwa (how to see and how to think) yang berguna untuk memperluas (broaden) cara melihat dan berpikir, Kumpulan Ketrampilan (Skillset) didefinisikan sebagai pengetahuan dan pengalaman yang berguna untuk memperdalam (deepen) saat mempelajari sesuatu dan Alat-alat (Toolset) didefinisikan sebagai kumpulan Metode dan Alat yang berguna untuk mempertajam (sharpen) dalam menganalisis sebuah peristiwa atau masalah. Dari gambar di atas tampak jelas bahwa Pola Pikir adalah fondasi dari Kumpulan Ketrampilan dan juga Alat-alat sehingga tanpa Pola Pikir yang tepat makan 2 unsur di atasnya tidak akan berguna. Oleh karena itu kita sering mendengar ungkapan: Pola Pikir Lebih Penting dari pada Ketrampilan (Mindset Over Skillset).
Dalam hal ini hubungan guru dan murid adalah sangat penting sebab ini adalah proses awal dari pembentukan PPB di dalam kelas yang berlandaskan lima dimensi seperti yang ada dalam buku The Growth Mindset Coach, Brock dan Hundley (2016) yaitu:
a. Murid mengetahui bahwa gurunya yakin kepada kemampuan muridnya dalam belajar
b. Murid menghormati dan menyukai gurunya
c. Murid mau meminta masukan dari gurunya
d. Murid sadar bahwa nilai akademik yang diperoleh tidak lebih penting dari pada perkembangan diri mereka sendiri
e. Murid merasa aman dengan gurunya
Hubungan guru dan murid akan semakin kuat bila guru menerapkan “Aturan Emas” dalam mengajar yaitu : Perlakukan murid sebagaimana Anda ingin diperlakukan. Berdasarkan hal ini, tidak bakal ada lagi guru yang arogan atau diktator kepada muridnya sehingga setiap ada peraturan maka akan berlaku untuk murid dan juga guru. Bila ada guru yang melanggarnya maka tidak perlu malu untuk mengakui kesalahan dan memperbaikinya sebab inilah contoh dari PPB.
Membangun hubungan positif dengan orangtua murid juga tidak kalah pentingnya apalagi untuk kelas rendah seperti TK dan SD. Guru dengan PPT mungkin menganggap orangtua tidak peduli dengan pendidikan anakanya dan semuanya diserahkan ke pihak sekolah, namun sebaliknya guru dengan PPB akan berusaha agar orangtua mau terlibat secara aktif dengan pendidikan anaknya sehingga tertarik untuk mengetahui perkembangan anaknya. Guru mengetahui bahwa orangtua murid memiliki potensi yang besar untuk ikut serta dalam meningkatkan prestasi anaknya dan mereka akan berjuang untuk mencari berbagai cara untuk merealisasikannya. Pemanfaatan media sosial merupakan sarana yang sangat handal sehingga tidak ada hambatan waktu dan ruang bagi guru untuk berkomunikasi dengan para orangtua.
Ciri-ciri Growth Mindset:
1.Memandang kegagalan sebagai kesempatan belajar
2.Menyukai tantangan
3.Percaya bahwa usaha penting untuk sukses
4.Terbuka terhadap kritik dan saran
5.Menghargai proses, bukan hanya hasil
Kebalikan: Fixed Mindset
Pola pikir tetap (fixed mindset) percaya bahwa kemampuan bersifat tetap dan tidak bisa diubah. Orang dengan pola pikir ini cenderung menghindari tantangan dan mudah menyerah.
Contoh Penerapan:
- Di sekolah: Siswa dengan growth mindset akan mengatakan, “Saya belum bisa,” bukan “Saya tidak bisa.”
- Dalam karier: Seorang guru atau karyawan yang mau belajar dari evaluasi, mengikuti pelatihan, dan mencoba pendekatan baru.
Manfaat Growth Mindset:
- Meningkatkan motivasi
- Menumbuhkan ketangguhan mental (resiliensi)
- Mendorong inovasi dan kreativitas
- Membentuk sikap positif terhadap pembelajaran seumur hidup
Pujian Pribadi dan Pujian Proses Cara guru memberi pujian atau kritik juga menjadi faktor yang sangat menentukan tipe pola pikir yang akan terbentuk pada muridnya. Dalam artikel How Not to Talk to Your Kid oleh Bronson (2007) di New York Magazine, Prof Dweck menceritakan percobaan yang dia lakukan pada 400 murid SD kelas 5 di New York yang diberikan tes dengan soal-soal yang mudah untuk diselesaikan. Seusai tes, murid dibagi menjadi dua kelompok lalu masing- masing diberi dua jenis pujian yaitu: “Kamu pasti pintar” dan “Kamu pasti sudah bekerja keras”
Selanjutnya murid diberi tes kedua dengan dua pilihan soal yaitu : soal yang mudah dikerjakan seperti tes yang pertama dan soal yang jauh lebih sulit untuk dijawab, guru memberi tahu bahwa soal yang sulit ini akan memberi murid banyak kesempatan untuk belajar. Menariknya, murid yang dipuji dengan “Kamu pasti pintar” (Pujian Pribadi) lebih banyak memilih soal tes yang mudah sementara itu lebih dari 90% murid yang dipuji dengan “Kamu pasti sudah bekerja keras” (Pujian Proses) memilih soal yang jauh lebih sulit. Berdasarkan penelitian ini, Prof Dweck menyimpulkan bahwa murid yang diberi Pujian Pribadi cendrung akan memiliki PPT sebab mereka akan haus akan pujian-pujian tanpa peduli dengan proses belajar, di lain pihak murid yang diberi Pujian Proses akan memiliki PPB sebab proses belajar dan berusaha adalah lebih penting dari pada sekedar nilai.
Pujian yang disampaikan guru kepada murid terbagi menjadi 2 yaiau:
1.Pujian Pribadi
- Kamu memang berbakat dalam Matematika
- Kamu pintar sekali
- Kamu anak yang baik
- Wow, kamu seorang seniman yang luar biasa
- Kamu memang terlahir menjadi seorang penulis
2. Pujian Proses
- Kamu butuh materi yang akan menantang otakmu
- Kamu telah menggunakan strategi yang baik untuk menjawab soal ini
- Kamu patut diapresiasi untuk usahamu
- Kamu telah memperlihatkan hasil latihan melukis yang kamu lakukan
- Kamu mampu memilih kata-kata yang sangat baik dalam tulisanmu
Dalam Pembelajaran Bermakna, proses menggali nilai-nilai dalam materi pelajaran dapat dilakukan dengan cara :
- Bagaimana kaitan dari materi yang diajarkan dengan kehidupan siswa sehari- harinya ?
- Apa dampak positif atau manfaat yang diperoleh bila materi pelajaran itu diterapkan dengan baik dan benar ?
- Sebaliknya, apa dampak negatif atau kerugian kalau sekiranya ilmu itu diterapkan secara tidak benar atau menyimpang dari yang seharusnya ?
Download juga:
Dari ketiga pertanyaan di atas, guru bisa mengajak murid untuk menggali nilai-nilai yang harus dimiliki agar seluruh materi yang dipelajari bisa memberi manfaat bagi orang banyak.
Dokumen lengkap dapat diunduh DISINI
Demikian ulasan materi Pola Pikir Anak Bertumbuh (Growth Mindset) semoga akan membawa manfaat bagi rekan-rekan guru semuanya, mohon maaf apabila masih terlalu kurang sempurna. Dapatkan materi secara gratis hanya klik DISINI
Post a Comment for "Pola Pikir Anak Bertumbuh (Growth Mindset)"
Post a Comment
Berkomentarlah dengan sopan, sesuai dengan materi, serta gunakan bahasa yang sopan