Widget HTML #1

Pemahaman Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan Pembelajaran Mendalam

Pemahaman Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan Pembelajaran Mendalam

Pemahaman tentang Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan akan mempelajari materi perumusan ulang Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan yang sesuai dengan konsep Pembelajaran Mendalam dan bagaimana Kepala Satuan Pendidikan dapat memahami prinsip-prinsip untuk meningkatkan rasa kepemilikan warga satuan pendidikan terhadap visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan ke dalam sebuah strategi.

Pemahaman tentang Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan akan mempelajari materi perumusan ulang Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan yang sesuai dengan konsep Pembelajaran Mendalam dan bagaimana Kepala Satuan Pendidikan dapat memahami prinsip-prinsip untuk meningkatkan rasa kepemilikan warga satuan pendidikan terhadap visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan ke dalam sebuah strategi.
Pemahaman Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan Pembelajaran Mendalam

Berikut adalah bagaimana visi, misi, dan tujuan diselaraskan berdasarkan Pembelajaran Mendalam sesuai dengan School Conditions Rubric dalam buku Dive into Deep Learning:

Dimensi

Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan

Terbatas

1. Belum ada strategi, tujuan, maupun dukungan implementa si yang mengarah pada Pembelajar an Mendalam. 

2. Pengambila n keputusan dan penggunaa n sumber daya masih mengikuti kebiasaan lama

Mulai Berkembang

1. Strategi dan tujuan Pembelajar an Mendalam sudah mulai ditulis dan disampaika n secara formal. 

2. Beberapa keputusan terkait sumber daya, proses, atau pendanaan mulai menunjukkan arah perubahan menuju Pembelajaran Mendalam, meskipun belum konsisten.

Mulai Berprogres

1. Terdapat strategi tertulis yang jelas dan dipahami bersama, berisi tujuan Pembelajaran Mendalam dan cara penerapannya. 

2. Sebagian besar keputusan Satuan Pendidikan sudah didorong oleh dan selaras dengan strategi Pembelajar an Mendalam tersebut.

Mapan dan Terimplementasi

1. Strategi Pembelajaran Mendalam dirumuskan secara ringkas, jelas, dan fokus. 

2. Visi, Misi, dan Tujuan dan langkah implementasinya dimiliki bersama oleh seluruh warga satuan pendidikan, dan menjadi dasar dalam setiap pengambilan keputusan serta arah pengembangan Satuan Pendidikan.

Diharapkan kepala satuan pendidikan dapat menyusun rumusan baru Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan yang sesuai dengan kerangka Pembelajaran Mendalam serta meningkatkan rasa kepemilikan warga Satuan Pendidikan terhadap Visi, Misi, dan Tujuan yang telah dirumuskan melalui berbagai strategi.

Visi: Gambaran Ideal Masa Depan Satuan Pendidikan 

Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan bukan sekadar dokumen administratif saja, tetapi juga menjadi penunjuk arah dan penentu prioritas pengembangan Satuan Pendidikan. Sebagai Kepala Satuan Pendidikan, merumuskan Visi, Misi, dan Tujuan merupakan langkah awal yang sangat strategis dalam memastikan pembelajaran yang benar-benar berkualitas pada Satuan Pendidikan proses ini, penting untuk mengajak seluruh warga Satuan Pendidikan berpikir bersama tentang pendidikan seperti apa yang kita cita-citakan?

Visi, Misi, dan Tujuan yang kuat perlu mencerminkan komitmen terhadap pendidikan yang bermutu untuk semua, serta mengadopsi pendekatan Pembelajaran Mendalam yang menumbuhkan eksplorasi, kolaborasi, refleksi, dan inovasi di ruang-ruang belajar. Dalam Panduan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan (Hastasasi et al., P2024), Visi digambarkan sebagai cita-cita bersama warga Satuan Pendidikan tentang masa depan yang ingin dicapai. Visi tidak disusun sendiri oleh Kepala Satuan Pendidikan, tetapi dirumuskan bersama melalui masukan dari seluruh elemen yang ada pada Satuan Pendidikan: guru, murid, orang tua/wali, stakeholder, dan masyarakat peduli pendidikan melalui Komite Sekolah. 

Visi Satuan Pendidikan yang benar-benar dirumuskan bersama, tidak hanya menjadi dokumen tanpa makna ketika dipajang di dinding Satuan Pendidikan, namun akan menjadi arah dan penyemangat bagi seluruh warga sekolah yang terlibat dalam perumusan Visi, mulai dari Kepala Satuan Pendidikan, guru, murid, hingga orang tua.

Visi yang bermakna atau “hidup” akan memandu langkah, mempersatukan tujuan, dan memberi makna pada setiap layanan Pembelajaran Mendalam pada Satuan Pendidikan.

Dalam panduan tersebut, Visi Satuan Pendidikan juga disebutkan sebagai berikut: 

a) Visi merupakan gambaran masa depan yang ingin dicapai oleh Satuan Pendidikan. 

b) Visi memberikan panduan/arahan serta motivasi bagi Satuan Pendidikan. 

c) Visi harus ideal, realistis, kredibel, atraktif, relatif singkat, mudah dipahami, dan berfokus pada mutu, serta memotivasi setiap pemangku kepentingan.

Visi, Misi dan Tujuan yang ideal dan selaras dengan pembelajaran yang mendalam merupakan strategi yang ringkas, jelas, dan terarah dengan tujuan Pembelajaran Mendalam yang fokus serta didukung oleh implementasi yang baik perlu dimiliki bersama oleh seluruh warga Satuan Pendidikan dan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Sejalan dengan konsep Visi, Misi dan Tujuan Satuan Pendidikan dalam Pembelajaran Mendalam, menurut Senge (2006) dalam bukunya The Fifth Discipline: The Art & Practice of The Learning Organization, Visi Satuan Pendidikan yang ideal harus mencerminkan prinsip learning organization (organisasi pembelajar), yang menempatkan Satuan Pendidikan bukan hanya sekadar tempat belajar bagi murid, tetapi juga menjadi komunitas yang terus berkembang, dan menjadi pemantik atau trigger bagi Kepala Satuan Pendidikan, guru, murid, dan masyarakat, secara aktif belajar bersama untuk mencapai Visi bersama. Senge menekankan bahwa Visi yang efektif harus: 

a) dibangun secara kolektif: tidak hanya ditentukan oleh pimpinan, tetapi juga melibatkan guru, dan komunitas Satuan Pendidikan. 

b) menjadi sumber inspirasi: Visi harus memotivasi warga Satuan Pendidikan untuk terus belajar dan berinovasi. 

c) berfokus pada pembelajaran dan pertumbuhan berkelanjutan: Satuan Pendidikan harus menjadi lingkungan yang adaptif terhadap perubahan dan tantangan baru. 

d) selaras dengan sistem berpikir (thinking system): Visi Satuan Pendidikan harus memperhitungkan hubungan antara berbagai elemen pendidikan, seperti kearifan/budaya lokal, Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi, Standar Proses, pengembangan dan inovasi yang dituangkan dalam Kurikulum Satuan Pendidikan.

Misi Satuan Pendidikan: Cara Mencapai Visi 

Mengacu pada Panduan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan (Hastasasi et al., 2024), Misi Satuan Pendidikan menjawab pertanyaan: bagaimana kita akan mewujudkan visi itu? Misi berisi langkah-langkah strategis yang menjadi panduan bagi Satuan Pendidikan dalam merancang program jangka pendek, menengah, hingga jangka panjang. 

Misi sebaiknya tidak dirumuskan secara sepihak. Justru, semakin banyak suara dan perspektif dari warga Satuan Pendidikan yang dilibatkan, semakin kuat pula rasa memiliki terhadap arah yang akan ditempuh. Ketika misi dirancang dengan cara ini, program-program Satuan Pendidikan akan lebih terarah, relevan, dan terasa lebih bermakna bagi semua yang menjalankannya.

Lebih lanjut, Panduan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan tersebut menyebutkan bahwa:

a) Pernyataan Misi menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh Satuan Pendidikan. 

b) Rumusan Misi selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan tindakan, bukan kalimat yang menunjukkan keadaan sebagaimana pada rumusan Visi. 

c) Antara indikator Visi dan rumusan Misi harus ada keterkaitan atau terdapat benang merahnya secara jelas. Satu indikator Visi dapat dirumuskan lebih dari satu rumusan Misi. 

d) Misi menggambarkan upaya bersama yang berorientasi kepada murid.

Tujuan Satuan Pendidikan: Indikator Keberhasilan

Menurut Panduan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan (Hastasasi et al., 2024), tujuan Satuan Pendidikan adalah hasil nyata yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu, disesuaikan dengan karakter dan keunikan masing-masing satuan pendidikan. Tujuan inilah yang akan menjadi dasar perencanaan berbagai program dan kegiatan di Satuan Pendidikan.

Tujuan Satuan Pendidikan tidak hanya berhenti pada capaian akademik. Banyak pakar pendidikan menekankan bahwa Satuan Pendidikan harus ikut berperan dalam membangun karakter, menumbuhkan keterampilan abad ke-21, dan menyiapkan murid menghadapi tantangan masa depan (Schleicher, 2018; Tawil & Locatelli, 2015). Hal ini juga sejalan dengan arah kebijakan nasional, sebagaimana dinyatakan dalam Naskah

Akademik Pembelajaran Mendalam (Suyanto et al., 2025), bahwa pendidikan harus menghasilkan lulusan yang beriman, berakhlak mulia, sehat, cakap bersosialisasi, serta mampu terus belajar dan berkontribusi sebagai warga negara. Bagi Kepala Satuan Pendidikan, ini berarti bahwa tujuan yang dirumuskan bukan sekadar angka capaian atau nilai ujian, melainkan cerminan dari kualitas lulusan yang ingin dibentuk bersama-sama.

Panduan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan juga menjelaskan beberapa prinsip penyusunan tujuan: 

a) Tujuan harus serasi dan mendeskripsikan misi dan nilai-nilai satuan pendidikan. 

b) Tujuan fokus pada hasil yang diinginkan pada murid. 

c) Tujuan harus spesifik, terukur, dan dapat dicapai dalam jangka waktu tertentu. Untuk mengetahui pencapaian tujuan pendidikan, satuan pendidikan dapat melakukan evaluasi. 

d) Tujuan Pendidikan Khusus dapat dikembangkan sesuai karakteristik dan kebutuhan. Tujuan Pendidikan Kesetaraan dapat dikembangkan sesuai dengan program pendidikannya (Paket A, B, dan/atau C)

Panduan tersebut juga memberikan petunjuk untuk menyusun tujuan satuan pendidikan pada hal-hal sebagai berikut: 

a) Fokus untuk memahami dan membantu untuk mengenal diri dan cara belajar mereka sendiri. 

b) Memungkinkan untuk melihat kemajuan mereka sendiri, merefleksikan cara dan kekuatan belajar mereka, serta menetapkan tujuan individu. 

c) Tinjau kembali dan refleksikan berdasarkan Dimensi Profil Lulusan. Sepanjang tahun, akan berubah dan bertumbuh. Berikan ruang bagi untuk merekam refleksi diri secara teratur dan berkesinambungan.

Tujuan Satuan Pendidikan seharusnya menjadi wujud nyata dari Visi dan Misi yang telah disepakati bersama, terintegrasi dengan Visi dan Misi, serta menggambarkan hasil akhir yang diharapkan dari proses pendidikan, khususnya bagi para murid.

Tujuan yang baik akan mencerminkan karakteristik lulusan yang ingin dibentuk, baik secara intelektual maupun secara pribadi, emosional, dan sosial. Dengan kata lain, Satuan Pendidikan perlu merancang tujuan yang menggambarkan keselarasan dengan 8 Dimensi Profil Lulusan, diantaranya mampu berpikir kritis, berperilaku baik, memiliki empati, dan siap hidup di tengah masyarakat yang terus berubah.

Dalam penyusunan Tujuan Satuan Pendidikan, salah satu prinsip yang dapat dipakai dalam penyusunan Tujuan Satuan Pendidikan adalah SMART. Penjelasan mengenai SMART dapat dimaknai berikut ini:

S (Specific Sederhana dan jelas)

M (Measureable Terukur (terdapat satuan ukuran atau kriteria ketercapaian))

A (Attainable Dapat dicapai (masuk akal))

R (Relevant Relevan dengan misi dan Pembelajaran Mendalam)

T (Time Bound Terdapat alokasi waktu pencapaian)

Penyelarasan Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan

Dalam menyelaraskan Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan, Kepala Satuan Pendidikan perlu melakukan beberapa langkah konkret, diantaranya melakukan analisis lingkungan belajar, sumber daya manusia, budaya sekolah, letak geografis, kemitraan, dan daya dukung eksternal, termasuk Corporate Social Responsibility (CSR) dan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI), sehingga Visi, Misi dan Tujuan Satuan Pendidikan tidak melenceng dari kebijakan pendidikan nasional yang berlaku. Selain itu, penting bagi Kepala Satuan Pendidikan untuk meyakinkan warga Satuan Pendidikan bahwa Pembelajaran Mendalam merupakan alat yang strategis untuk mencapai visi. Berikut bagan yang merupakan acuan umum dalam penyusunan Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan.

Dalam penyelarasan Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan dengan pembelajaran mendalam, Kepala Satuan Pendidikan melakukan analisis keselarasan antara Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan, menggunakan hasil analisis dan sudut pandang/masukan dari berbagai pemangku kepentingan. Analisis tersebut berpedoman pada kerangka kerja Pembelajaran Mendalam seperti praktik pedagogis, lingkungan pembelajaran, pemanfaatan digital dan kemitraan dalam pembelajaran.

Dari hasil analisis tersebut, Kepala Satuan Pendidikan merumuskan ulang Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan, agar lebih selaras dengan pencapaian 8 Dimensi Profil Lulusan atau lebih menyesuaikan dengan kondisi riil Satuan Pendidikan, serta kebutuhan dan masukan/sudut pandang warga Satuan Pendidikan. Pendamping Satuan Pendidikan dapat memantau proses perumusan ulang Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan, bahkan dapat menjadi coach jika diperlukan oleh Satuan Pendidikan.

Peningkatan Rasa Kepemilikan Warga Satuan Pendidikan dalam Implementasi Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan.

Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan tidak akan bermakna atau “hidup” bila hanya dipajang pada dinding Satuan Pendidikan, tanpa dipahami dan dijalankan oleh seluruh warga Satuan Pendidikan. Namun pada kenyataannya, saat ini masih banyak ditemukan bahwa VIsi, Misi, dan Tujuan Sekolah hanya sebagai salah satu dokumen penting pada Satuan Pendidikan, namun tidak menjadi pedoman dalam aktivitas sehari-hari pada Satuan Pendidikan. Dengan melihat kondisi seperti ini, Kepala Satuan Pendidikan perlu merancang strategi pelibatan warga Satuan Pendidikan secara aktif sehingga warga Satuan Pendidikan merasa memiliki Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan. Partisipasi warga Satuan Pendidikan ini sangat penting dan bukan hanya agar implementasi Visi, Misi, dan Tujuan berjalan efektif saja, tetapi juga untuk membangun budaya Satuan Pendidikan yang berkomitmen dan berkelanjutan. Ketika guru, tenaga kependidikan, murid, Komite Sekolah/orang tua, dan pemangku kebijakan lainnya dilibatkan dengan memiliki persepsi tentang Visi, Misi, dan Tujuan yang sama, maka setiap kegiatan, keputusan, hingga interaksi di Satuan Pendidikan akan mencerminkan arah yang telah disepakati bersama.

Dalam penjelasan di atas telah disebutkan bahwa visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan yang terimplementasi dengan baik memerlukan dukungan dan rasa memiliki dari seluruh warga satuan pendidikan. Para peneliti mengemukakan bahwa terdapat beberapa prinsip untuk meningkatkan rasa kepemilikan (ownership) seluruh warga Satuan Pendidikan.

a) Prinsip Partisipasi Aktif 

Partisipasi aktif berarti keterlibatan nyata seluruh warga Satuan Pendidikan, yaitu guru, tenaga kependidikan, murid, Komite Sekolah/orang tua, dan stakeholder lainnya, dalam menjalankan Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan. Mereka tidak sekadar hadir dalam undangan rapat atau acara lainnya, tetapi benar-benar turut andil atau berkontribusi dalam bentuk memberikan masukan/ ide-ide kreatif, keterlibatan dalam pengambilan keputusan, dan berkontribusi dalam mengevaluasi program-program Satuan Pendidikan. Menurut Epstein (2018), ketika Satuan Pendidikan membangun kemitraan atau jejaring yang kuat dengan warga Satuan Pendidikan, orang tua, dan komunitas, maka rasa tanggung jawab bersama akan tumbuh. Hal ini membuat warga Satuan Pendidikan akan memiliki sense of belonging dan merasa bahwa arah dan tujuan Satuan Pendidikan adalah mimpi bersama, bukan hanya mimpi Kepala Satuan Pendidikan.

Sanders (2008) juga menekankan bahwa keterlibatan yang dirancang secara sadar dan terbuka, misalnya melalui forum diskusi, tim perumus program, atau kegiatan kolaboratif lainnya, warga Satuan Pendidikan akan merasa dihargai dan dibutuhkan. Bagi Kepala Satuan Pendidikan, hal ini sangatlah penting untuk membangun mekanisme pelibatan atau partisipasi yang jelas dan terstruktur, agar setiap individu merasakan bahwa aspirasinya dihargai dan bermanfaat untuk pengembangan Satuan Pendidikan. Dan bila hal ini terjadi, implementasi Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan tidak hanya berjalan lebih efektif, tetapi juga akan lebih bermakna.

Baca Juga:

Dalam upaya meningkatkan partisipasi atau keterlibatan warga Satuan Pendidikan, Kepala Satuan Pendidikan berperan aktif menjadikan partisipasi warga Satuan Pendidikan menjadi sebuah budaya, bukan hanya program sesaat saja yang hanya untuk keperluan administratif semata. Kepala Satuan Pendidikan juga perlu memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang aktif berkontribusi untuk kemajuan Satuan Pendidikan, termasuk pihak yang belum terlalu aktif terlibat, sebagai bagian dari stimulus atau trigger untuk keterlibatan aktif mereka dalam mengimplementasikan Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan.

Penjelasan selengkapnya dapat dipelajari DISINI

Demikian ulasan marteri Pemahaman Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan Pembelajaran Mendalam semoga membawa manfaat, khususnya rekan-rekan kepala satuan pendidikan. Dapatkan materi terupdated setiap hari hanya DISINI

Post a Comment for "Pemahaman Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan Pembelajaran Mendalam"